Rabu, 17 Februari 2016

Menjadi Guru Karena Hutang

Gatot Ruslianto atau kerap disapa  Pak Ga merupakan salah satu pengajar di SMPn 17 Mandau. Beliau merupakan Bendahara sekolah sekaligus guru bahasa Inggris. Berikut hasil wawancara kami dengan pak Gatot. 

Sudah berapa lama bapak bekerja sebagai guru, pak?
Peran sebagai guru sudah saya emban lebih kurang lima belas tahun. Dan saat ini mengajar di dua tempat, yaitu di SMPN 6 Mandau dan SMPN 17 Mandau.

Wah, bisa dua sekolah begitu, pak? Bagaimana pengaturannya pak?
Ya, rata-rata guru disekolah kita masih guru terbang. Bukan burung saja yang bisa terbang lho. Hehe... SMPN 17 Mandau baru memiliki satu guru tetap. Sementara yang lain belum dapat kepastian. Begitu juga dengan bapak. Semua sudah diatur oleh WAKA. Sehingga tidak ada tugas yang terlalaikan dimasing-masing sekolah.

Apa motivasi bapak memilih menjadi guru?
Yang pertama, jelas ingin menambah wawasan. Dengan menjadi guru, kita akan terus menambah ilmu dan wawasan kita. Kedua, saya merasa berhutang ilmu. Terutama kepada guru-guru saya yang telah menjadi guru saya dulu. Agar ilmu ini terus disebar. Dan terakhir, tujuan saya adalah untuk menjalin silaturahim.

Apakah ada rintangan saat menjadi guru?
Terkadang terasa jenuh dan kesal, sebab melihat siswa yang masih ogah-ogahan belajar. Tetapi, karena memiliki kewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa, semua itu kemudian meluap begitu saja. Terlebih saat melihat anak didik saya berprestasi, semua membuat saya bangga.

Apa pesan bapak untuk siswa SMPN 17 Mandau?
Pesan saya, berlomba-lombalah untuk memberikan yang terbaik pada orang tua. Sebab, orang tua telah memberikan pendidikan terbaik. Jaga nama baik sekolah kita. Sebab, meski sekolah baru, kita harus mampu bersaing dan berprestasi dari sekolah lainnya. 

Oleh: Angelika W

     

0 komentar:

Posting Komentar