Selasa, 08 Maret 2016

Cinta+Pacaran = maksiat(dosa) #Indonesia Tanpa Pacaran

Cinta, semua manusia mempunyai cinta bahkan semua makhluk hidup termasuk hewan hanya bedanya hewan tidak diberikan akal pikiran. So, kalo manusia mencintai tidak menggunakan akalnya berarti sama aja dengan hewan dong? betul sekali. Karena dalam islam sudah ada aturan dan ketentuannya maka apa susahnya untuk mentaati semuanya. Bagaimana kalau banyak godaanya yang membuatnya jadi sulit? itulah sebabnya mengapa manusia diberikan akal pikiran, yaitu digunakan  untuk memilih mana yang baik dan yang buruk serta memilih teman yang baik atau buruk karena teman yang baik pasti akan selalu mengajak dan mengingatkan kita pada kebaikan, dan tentunya pacaran sudah pasti perbuatan buruk. Kalau sama-sama suka masa mau ditolak? tidak usah di tolak, tapi berilah ia syarat untuk menjadikanmu halal baginya. Mudah kan?
tidak mudah dong kalo kita belum siap untuk menikah apalagi masih sekolah atau kuliah, kan pekerjaan rumah tangga ribet. Tidak usah khawatir suami yang sholeh senantiasa akan menjadi sahabat sekaligus imam kita kelak jadi pekerjaan rumah akan terasa ringan dengan adanya cinta kasih yang tulus diantara keduanya. Indah bukan?
Yakinlah laki-laki yang sholeh tidak akan mengajakmu berpacaran. Jika kita berkata “aku menginginkan pacar yang sholeh”. Kata-kata itu perlu di ralat menjadi “aku menginginkan suami yang sholeh”. Kenapa artikel ini diberikan judul cinta +pacaran = maksiat(dosa) , karena cinta itu suci. Rasa cinta diberikan oleh sang maha Esa untuk saling mengasihi dan menyayangi. Jika jika cinta telah ditambah dengan pacaran, maka cinta itu sudah tidak suci lagi. Kenapa saya berbicara seperti itu? karena sesholeh atau sesholehah apapun manusia, serajin apapun sholatnya,setinggi apapun pendidikannya,  jika sudah berpacaran maka syaitan akan ikut campur di dalamnnya, dan jika syaitan sudah ada di dalamnya maka apapun bisa terjadi.
Maka jangan heran jika kita sering mendengar bukan hanya anak nakal yang mengalami hamil di luar nikah, tetapi kepada anak ustadz pun hal itu bisa terjadi, karena mempunyai orangtua ustadz,kiyai,guru,dosen dan pekerjaan lainnya yang bersifat mengajar tidak bisa menjadi jaminan anaknya tidak akan berpacaran karena kemajuan teknologi yang sangat memudahkan untuk berkomunikasi. Selain itu iman seseorang bersifat naik turun. Maka teman yang baik dan beriman sangat penting buat kita untuk selalu saling mengingatkan dan mengajak kepada kegiatan yang bisa menguatkan iman kita.
Oleh karena itu mari kita dukung gerakan# Indonesia Tanpa Pacaran , selamatkan saudara/saudari kita dari sakit hati dan rasa merana.
Silahkan bergabung dalam gerakan peduli #IndonesiaTanpaPacaran ini melalui WhatsApp dengan cara ketik: Nama_Pekerjaan_AsalKota Lalu kirim ke admin 085221345393. Dapatkan juga broadcast atau tulisan inspirasi secara gratis dengan cara Invite PIN BBM 58666556.
Like Fanpage: https://www.facebook.com/pages/Indonesia-Tanpa-Pacaran/1659487164284803?ref=bookmarks
Nur Aeni(Kontributor Gaul Fresh dan Master Website)

0 komentar:

Posting Komentar